News

      5 Kejadian Fenomenal dalam Konser Musik Indonesia sepanjang 2023

      5 Kejadian Fenomenal dalam Konser Musik Indonesia sepanjang 2023

      5 Kejadian Fenomenal dalam Konser Musik Indonesia sepanjang 2023 – Sudah hingga di penghujung 2023, pergantian ke th. baru 2024 segera datang. Banyak acara menarik seperti festival dan konser musik rajamahjong yang telah terselenggara dan menghibur penikmat musik di Indonesia. 2023 bisa di katakan sebagai th. yang padat dengan jadwal konser musik. Hampir setiap minggunya, konser musik skala internasional hingga festival musik indie di adakan dengan meriah.

      Hal berikut tak terlepas dari rtp live Indonesia yang beralih status dari Pandemi menjadi Endemi di th. yang serupa sesudah tidak cukup lebih tiga th. penduduk hidup dengan ketetapan PSBB.
      Dari banyaknya konser yang terselenggara sepanjang 2023, pastinya tersedia banyak fenomena menarik yang tak enteng di lupakan bagi para penontonnya.

      5 Kejadian Fenomenal dalam Konser Musik Indonesia sepanjang 2023

      Berikut adalah kesimpulan 5 perihal fenomenal dalam konser musik Indonesia sepanjang 2023. Dari megahnya konser Coldplay hingga sebagian musisi yang membatalkan konser mereka di Indonesia.

      Konser Coldplay di Jakarta Tinggalkan Banyak Dampak Besar

      Jakarta sebagai salah satu kota dengan pendengar Coldplay tertinggi di Spotify. Pada akhirnya di manjakan oleh aksi panggung Chris Martin dkk. pada 15 November 2023 lalu. Dari gimmick berpantun “pinjam seratus” hingga slot online beri salam dengan “Assalamualaikum”, begitu juga dengan lantunan lagu-lagu yang di bawakan dalam konser kurang lebih dua jam ini, ternyata berimbas baik pada ekonomi di Indonesia.

      Atas konser besar ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno. Menargetkan keuntungan hingga 75 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,16 triliun (asumsi kurs Rp 15.503/Dolar AS) sebagai efek dari konser Coldplay “Music of the Spheres World Tour” Jakarta.

      Target keuntungan ini udah di hitung dengan pemikiran kehadiran pemirsa sebanyak 60.000 hingga 80.000. Yang memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) sebagai venue konser.
      “Sama layaknya awal prediksi kami, 1.000 dolar AS hingga 1.500 Dolar AS (atau sekitar Rp 15,5 juta hingga Rp 23,2 juta) per pax,” kata Sandi di Kantor Kemenparekraf, Jakarta, Senin (13/11/2023) lalu.

      Selain itu, peningkatan ekonomi yang signifikan nampak secara langsung dari pemanfaatan MRT Jakarta yang dalam semalam beroperasi dengan mengangkut sebanyak 163.162 orang.
      Di tambah dari aktivitas Stasiun Gambir yang nampak lebih repot karena terdapatnya peningkatan volume penumpang di hari-hari menjelang Coldplay konser. Peningkatannya capai 30 persen.
      Dari data PT Kereta Api Indonesia yang di lansir dari Detik, tersedia 15.687 penumpang kereta api jarak jauh di tanggal 14-15 November 2023. Padahal di periode pekan sebelumnya, cuma tersedia sekitar 12.000 penumpang slot gacor yang beraktivitas di Stasiun Gambir.

      Okupansi hotel di sekitar GBK juga turut melejit pada malam sebelum hingga satu malam sehabis Coldplay menggelar konser. Kabarnya hotel di sekitar venue penuh 100 persen, Kawula Muda.

      Baca Juga: Matty Healy Bocorkan Album Potensial The 1975

      Aldi Taher Gelar Konser Tribute dengan Harga Tiket hingga Rp 100 Juta

      Menyambut konser Coldplay, Aldi Taher menggelar konser yang bertajuk “Forplay Tribute to Coldplay” di Bengkel Space, SCBD, Jakarta pada 3 Juli 2023 dengan membanderol harga tiket Rp 120 ribu hingga Rp 100 juta.
      Harga yang fantastis ini menggemparkan warga khususnya penikmat musik di Indonesia.
      Tiket konser dari beragam kategori juga VIP seharga Rp 100 juta yang sold out ini, ternyata hasil penjualan tiketnya di sumbangkan untuk aktivitas amal kepada yayasan kanker.
      Hasil dari konser yang bisa di katakan sebagai konser amal selanjutnya di sumbangkan ke yayasan kanker karena Aldi Taher. Yang merupakan pejuang kanker dan idamkan membawa dampak orang bahagia.

      Skandal The 1975 di Malaysia Berimbas ke We The Fest, Aksi Panggung Diganti Sheila on 7

      Sheila On 7 secara mengejutkan jadi line up di We The Fest 2023 mengambil alih band asal Inggris The 1975 yang juga dengan mengejutkannya. Tidak melanjutkan turnya di Indonesia dan Taiwan.
      Sebelumnya, Matty Healy selaku vokalis band selanjutnya membawa dampak pidato kritik pada kebijakan anti LGBT di Malaysia. Dalam Good Vibes Festival (21/7/2023) dan berdampak kepada bandnya yang di larang tampil di Negeri Jiran dan juga batal tampil di We The Fest, Jakarta.

      Untuk menanggulangi situasi tersebut, Ismaya selaku promotor dari We The Fest (WTF) dengan cepat melacak ganti untuk isikan jadwal The 1975 dan terpilihlah Sheila On 7. Yang di umumkan cuma sebagian jam sebelum tampil, sekitar pukul 18.00 WIB dan naik ke panggung pas pada 20.55 WIB.
      Penonton seketika terhipnotis oleh penampilan yang lumayan memukau dari band asal Yogyakarta ini.
      Walau nampak sesungguhnya amat dadakan, tetapi bisa membawa dampak pemirsa lupa sementara dengan tragedi The 1975 sebelumnya.

      “Perkenalkan, kita Sheila On F-king 75,” ucap Duta sambil menunjuk layar dengan logo Sheila On 7 yang di sambut riuh oleh pemirsa WTF di Senayan, Jakarta (23/07/2023).
      Di kesempatan lain, Duta juga berkelakar dengan mengenalkan dirinya mengfungsikan nama yang berbeda.

      “Hi! I am Matt,” kata Duta dengan polos menyebut dirinya sebagai Matt (Nama panggilan vokalis The 1975).

      Konser Bring Me The Horizon Berakhir Rusuh lalu Dibatalkan

      Konser Bring Me The Horizon (BMTH) hari pertama (10/11/2023) di berhentikan di tengah acara dan tidak di lanjutkan.
      Menurut kabar yang beredar, berlangsung kasus tekhnis yang membawa dampak band yang di gawangi oleh Oliver Sykes ini tidak bisa kembali melanjutkan aksi panggung mereka.
      Akibatnya, berlangsung perusakan pada sebagian fasilitas yang di tunaikan oleh penonton. Beberapa pemirsa hingga naik ke atas panggung dan mengakibatkan kerusakan sebagian fasilitas yang ada.
      Di ketahui, BMTH mengakhiri aksi mereka sehabis Oliver menggiring pemirsa untuk bernyanyi bersama. Sound system di konser selanjutnya mati dan tak lama dari itu semua member dari BMTH turun dari panggung.
      Ravel Junardy selaku promotor menyebutkan terdapatnya kasus di panggung dan mesti memberhentikan show-nya di malam tersebut. Ia juga meminta pemirsa untuk nampak dengan safe dan tenang.
      Tetapi yang berlangsung setelahnya adalah kerusuhan yang di tunaikan sebagian pemirsa yang kecewa hingga sebagian fasilitas di venue terpantau mengalami kerusakan. Akibatnya, konser yang terjadwal berlangsung sepanjang dua hari ini mesti di batalkan di hari kedua. Pembatalan konser BMTH hari kedua di sampaikan langsung oleh pihak promotor, Ravel Entertainment lewat sosial sarana mereka sebagian jam sebelum acara berlangsung.

      “Saya, Ravel Junardy selaku promotor Ravel Entertainment idamkan mengklarifikasi dan memohon maaf sebesar-besarnya atas kekurangan setlist penampil utama di show hari pertama karena halangan teknis.” Bunyi info tersebut.

      “Dan dengan amat menyesal, kita menginformasikan bahwa show hari kedua terpaksa di batalkan,” lanjutnya dalam info tertulis.
      Pihak promotor juga menjamin bakal jalankan refund untuk pemirsa di hari pertama dengan besaran proporsional. Dan secara penuh untuk pemirsa di hari kedua sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak promotor.

      Aksi Panggung di Konser Hindia Dianggap Satanis

      Baskara Putra atau Hindia jadi sorotan dan di tuding sebagai musisi asal Indonesia yang mengikuti aliran satanic atau satanisme. Tudingan selanjutnya mampir sehabis viral sebagian cuplikan aksi panggung di konser Lagi Pula Hidup Akan Berakhir (LHAB). Yang merupakan konser dari album terbarunya dengan judul yang sama.

      Dalam konser tersebut, terdapat visual art yang menunjang aksi panggung Hindia lebih hidup dan sebagian gimmick panggung lainnya yang bisa di nikmati oleh para pecinta yang saksikan konser.
      Sayangnya, aksi-aksi selanjutnya jadi tudingan Hindia penganut satanic atau satanisme. Di antaranya karena tersedia sosok patung bersayap malaikat mengangkat dua jari yang di samakan dengan

      Baphomet, sosok imajinasi dewa berwujud layaknya kambing sebagai figur okultisme dan satanisme. Ada pula momen di mana pemirsa di minta untuk menutup mata dengan kain saat Hindia menyanyikan lagu “Matahari Tenggelam” serta penggalan lirik yang berbunyi, “kudoakan kita semua masuk neraka.” Yang jadi dasar tudingan selanjutnya meluas.

      Untuk itu, Hindia dengan cepat jalankan klarifikasi dan menyebutkan secara detail tentang makna-makna dari album LHAB, aksi panggung dalam konser hingga lirik lagu yang di tuding merupakan anggota dari aliran satanisme. Klarifikasi ini di sampaikan dengan detail ke sebuah unggahan di Instagram resminya.

      Gimmick, aksi, dan desain visual yang di gunakan dalam konser musik sesungguhnya sering di tunaikan untuk menunjang konsep dari lagu yang dimainkan, Kawan. Ada baiknya untuk mengetahui alasan di baliknya dan mengapresiasi para musisi yang udah mengimbuhkan banyak inspirasi di industri musik sebelum menghakimi, ya.

      Hi, I’m admin

      Tinggalkan Balasan

      Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *